Ikan mempunyai bentuk, ukuran dan jumlah sisik yang dapat
memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai
bentuk dan ukuran yang beraneka macam. Jenis sisik yang dimiliki ikan dapat dibagi atas bahan-bahan pembentukannva, yaitu:
1. Sisik Placoid, yaitti sisik yang biasa
dimiliki oleh kelompok Elasmobranchii dan disebut dermal denticle. Sisik ini terbentuk
seperti pada gigi manusia dimana bagian ectodermalnya memiliki lapisan email
yang disebut sebagai vitrodentin dan lapisan dalamnya ‘disebut dentine yang
berisi pembuluh dentinal.
2. Sisik
Cosmoid, yaitu sisik yang memiliki bagian terluar disebut
vitrodentilie, lapisan bawahnya disebut cosinine dan bagian terdalam
terdapat pefilbuluh darah, syaraf dan substansi tulang isopedine.
3. Sisik Ganoid, yaitu sisik yang
memiliki lapisan terluar b erupa pemunpukan garani-garam anorganik
yang disebut ganoine. Bagian dalamaya terdapat substansi tulang
isopedine.
4. Cycloid dan Ctenoid, yaitu
sisik yang tidak mengandung dentine. Dua jenis sisik
ini paling banyak ditemui pada kebanyakan ikan.
Pengelompokan
sisik selain berdasarkan bahan penyusunnya juga didasarkan atas bentuk sisik
tersebut, yaitu:
1.
Sisik Placoid, merupakan
sisik yang tumbuhnya saling berdamputgan atau sebelah menyebelah dengan pola tumbuh mencuat
dari kulitnya.
2.
Sisik Rhombic, merupakan
sisik yang berbentuk belah ketupat dengan pertumbuhan yang sebelah menyebelah.
3.
Sisik
Cycloid, merupakan sisik yang bentuknya
melingkar dimana didalamnya terdapat garis-garis
melingkar disebut circulii, anulii, radii, dan focus.
4.
Sisik
Ctenoid, merupakan sisik yang memiliki stenii pada bagian posteriornya dan bentukan sisir pada
bagian anteriornya.
(Rahadjo, 1980).
Selain jenis sisik yang menjadi kriteria bagi suatu
jenis ikan tertentu, jumlah sisik ikan juga perlu diperhatikan :
1.
Jumlah sisik
pada gurat sisi merupakan jumlah pori-pori pada gurat sisi atau jika gurat sisi
tidak sempurna atau tidak ada, maka jumlah sisik yang dihitung adalah jumlah
sisik yang biasa ditempati gurat sisi atau disebut deretan sisik sepanjang sisi
badan. Penghitungan sisik ini dimulai dari sisik yang menyentuh tulang bahu
hingga pangkal ekor.
2.
Jumlah sisik
melintang badan merupakan jumlah baris sisik antara gurat sisi dan awal sirip
punggung atau sirip punggung pertama dan antara gurat sisi dan awal sirip
dubur. Sisik yang terdapat di depan awal sirip punggung dan sirip dubur
dihitung ½.
3.
Jumlah sisik di
depan sirip punggung meliputi semua sisik di pertengahan punggung antara insang
dan awal sirip punggung.
4.
Jumlah sisik di
sekeliling batang ekor meliputi jumlah baris sisik yang melingkari batang ekor
pada bidang yang tersempit.
5.
Jumlah sisik di
sekeliling dada merupakan jumlah sisik di depan sirip punggung yang melingkari
dada.
(Rahadjo, 1980)
Ada juga satu
obyek dalam sifat meristik adalah menghitung jumlah sisik yang dilalui oleh linea lateralis (1:1). Penghitungan sisik pada linea lateralis ini dimulai dari ujung anterior operculum terbelakang dan berakhir pada bagian caudal peduncle atau pangkal batang ekor. Jika terdapat lebih dari satu linea lateralis
maka yang dihitung adalah yang sisik yang terletak di
tengah. Seadainya linea lateralis tidak jelas ataupun tidak ada maka dihitung jumlah sisik di tempat biasanya
garis rusuk tersebut berada (Rahadjo, 1980).
a)
Gurat Sisi
Linea lateralis
merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang dapat dilihat secara langsung sebagai garis yang gelap di sepanjang kedua sisi tubuh ikan mulai dari posterior operculum sampai pangkal ekor (peduncle). Pada linea lateralis terdapat
lubang-lubang yang berfungsi untuk
menghubungkan kondisi luar tubuh dengan sistem canal yang menampung sel-sel sensori dan
pembuluh syaraf. Linea lateralis sangat penting
keberadaannya sebagai organ sensori ikan yang dapat
mendeteksi perubahan gelombang air dan listrik. Selain itu, linea lateralis juga juga berfungsi sebagai echo-location yang membantu ikan untuk mengidentifikasi lingkungan sekitamya (Manda et al., 2005).
No comments:
Post a Comment