I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total
dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua
karbonat dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi
klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi. Selanjutnya hubungan antara
salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu rangkaian pengukuran dasar
laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan dinyatakan
sebagai: S (‰) = 0.03 +1.805 Cl (‰)
(1902); Lambang ‰ (dibaca ppt) adalah bagianperseribu. Kandungan garam 3,5% sebanding dengan 35 ‰ atau 35 gram garam di dalam satu kilogram air laut (Kangkan, 2006).
Konsentrasi
zat terlarut dapat dinyatakan sebagai kadar garam. Tingkat kadar garam
didefinisikan sebagai banyaknya garam (satuan gram) dalam satu kilogram air
laut. Selama ini penentuan kadar garam menggunakan dua metode, yang dikenal
dengan metode analisa kimia dan metode analisa elektronika. Pada metode analisa
kimia, zat kimia yang digunakan adalah KIor (CI) Ion KIor ini sesungguhnya
adalah Klorinitas, yaitu suatu ketetapan yang mengandung Brom, Iod dan Flor.
Salinitas dihitung menggunakan Chlorinity yang dikalikan dengan
konstanta tertentu, 1,80655. Sedangkan metode analisa elektronika menggunakan
prinsip konduktivitas listrik dengan menggunakan alat yang dinamakan konduktivitimeter.
Konduktivitas sebanding dengan total kandungan ion ( Arief, 1984).
Dari
hal tersebut, maka dilaksanakanlah praktikum penentuan kadar garam air laut
atau salinitas dengan menggunakan tiga metode pengukuran yaitu metode
densitas, indeks refraksi, dan konduktivitas.
B. Tujuan dan Kegunaan
Setelah mahasiswa mengikuti praktikum
ini diharapkan dapat melaksanakan penentuan kadar garam dalam air laut.
Menggunakan metode densitas, indeks refraksi dan konduktivitas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Salinitas
Definisi tentang salinitas pertama kali
dikemukakan oleh C. FORCH; M. KNUDSEN dan S.PX. SOREN-SEN tahun 1902. Salinitas
didefinisikan sebagai berat dalam gram dari semua zat padat yang terlarut dalam
1 kilo gram air laut jikalau semua brom dan yodium digan-tikan dengan khlor
dalam jumlah yang setara; semua karbonat diubah menjadi oksidanya dan semua zat
organik dioksida-sikan. Nilai salinitas dinyatakan dalam g/kg yang umumnya
dituliskan dalam ‰ atau ppt yaitu singkatan dari part-per-thousand (Arief,
1984).
DEFANT pada tahun 1961 (MAMAYEV 1975),
menunjukkan bahwa salinitas air laut kira-kira 0,14 ‰ lebih kecil di-bandingkan
dengan kadar garam sesungguh-nya yang ada di air laut. Yang dimaksud dengan
garam di sini ialah istilah garam da-lam pengertian kimia, yaitu semua
senyawa-an yang terbentuk akibat reaksi asam dan basa. Jadi bukannya garam dalam
arti garam dapur saja (Arief, 1984).
Ada berbagai metode pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengukur
salinitas suatu perairan anatar lain konduktivitimeter yang bekerja
berdasarkan daya hantar listrik, refraktometer yang bekerja dengan memanfaatkan refraksi cahaya, dan
salinometer yang bekerja dengan cara pembacaan skala pada alat. (Nybakken,1992).
B. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Salinitas Air Laut
Pada laut yang terhubung biasanya perbedaan
salinitas kecil, namun perbedaan tertentu akan Nampak pada laut-laut tertentu
yang terpisah dari laut lepas. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya salinitas air laut, yaitu (Nur,2005) :
1.
Penguapan
Penguapan semakin besar maka salinitas
semakin tinggi, kebalikannya makin kecil penguapan maka salinitasnya makin
rendah.
2. Curah hujan
Makin banyak curah hujan maka salinitas
makin rendah, kebalikannya makin rendah curah hujan maka salinitasnya makin
tinggi.
3. Air sunga
Air sungai yang bermuara kelaut, makin banyak
air sungai yang bermuara kelaut maka salinitas air laut tersebut rendah.
4. Letak dan ukuran laut
Laut laut yang tidak berhubungan dengan
laut lepas dan terdapat di daerah arid maka salinitasnya tinggi.
5. Arus laut
Laut laut yang dipengaruhi arus panas maka salinitasnya akan naik dan
kebalikannya laut-laut yang dipengaruhi oleh arus dingin maka salinitasnya akan
turun (rendah).
6. Angin
Kelembaban udara diatasnya, ini
berhubungan dengan dan penguapan berhubungan dengan besar kecilnya salinitas
air laut.
Salinitas dipermukaan sangat
khas dan berfariasil. nilai-nilai salinitas
pada permukaan dipengaruhi oleh proses fisik yang terjadi di perairan. Salinitas akan
meningkat karena
penguapan dan
pembekuan. Salinitas akan
menurun akibat
hujan, aliran sungai, dan
mencairnya es. Perbedaan antara penguapan dan curah hujan di lintang menyebabkan terjadinya perbeberbedaan
tersebut. Penurunan salinitas permukaan dekat
khatulistiwa disebabkan
oleh curah hujan yang lebih besar atau tinggi (Millero
dan Sohn, 1992)
C.
Alat Pengukuran Salinitas
1. Salinometer (densitas)
Salinometer
berfungsi untuk mengukur tingkat kadar garam dalam air. Salinometer berupa
sebuah tabung gelas bertangkai kecil dan menggelembung pada bagian bawahnya.
Pada sebelah bawah berisi air raksa. Cara menggunakan salinometer sangat
sederhana. Ambil gelas ukur yang panjang, kemudian isi air laut dan masukkan
alat ini. Kadar garam yang diukur akan terbaca pada skalanya Susanto, 2000).
Pemakaian salinometer dalam pengukuran saiinitas memerlukan
adanya contoh air laut, umumnya berkisar antara 50 ml hingga 100 ml. Umumnya
contoh air laut yang dikumpulkan selama suatu kegiatan lapang-an meliputi
contoh air laut di bagian per-mukaan air dan pada beberapa kedalaman tertentu.
Pengambilan air laut tersebut dilakukan dengan menggunakan alat khusus terutama
untuk contoh air bukan pada per-mukaan air (Arief, 1984).
2.
Hand Refractometer (Pembiasan cahaya)
Cahaya yang menembus permukaan an-tara
dua zat yang berbeda berat jenisnya akan mengalami pembelokan arah
penjala-rannya. Peristiwa ini dikenal dengan nama pembiasan cahaya.
Perbandingan antara si-nus sudut datang dan sinus sudut bias ca-haya disebut
indeks bias. Indeks bias air laut merupakan fungsi dari suhu dan salinitas
serta panjang gelombang cahaya. Dengan mengukur suhu dan indeks bias air laut
untuk suatu panjang gelombang cahaya tertentu, nilai salinitas air laut dapat
ditentukan. Alat ukur yang berdasarkan metode ini dinamakan hand refractometer (Arief, 1984).
Refraktometer memerlukan contoh air laut antara
beberapa tetes hingga sekitar 15 ml, tergantung pada jenis alatnya. Ketelitian
alat ukur ini berkisar antara 0,5 ‰ hingga 0,05 ‰. Alat ukur ini ringkas dan
sangat praktis untuk digunakan di lapangan (Arief, 1984).
3.
Konduktivitimeter (daya
hantar listrik)
Air laut merupakan suatu larutan elektrolit
yang artinya dapat menghantarkan aliran listrik. Sifat daya hantar listrik ini
bergantung pada nilai salinitas dan suhu air laut. Hubungan antara salinitas
dengan daya hantar listrik air laut pada 15° C adalah : Saiinitas ‰ = -
0,08996+ 28,79720R15 - 12,800832R215 -10,67869R315+
5,98624R415 -
l,32311R515 dimana R15 adalah perbandingan antara
daya hantar listrik air laut yang diukur terhadap hantar air laut bersalinitas 35
‰ pada suhu pengukuran 15° C.
Hampir semua pengukuran salinitas menggunakan
metode daya hantar listrik. Metode ini memberikan beberapa keuntungan
dibandingkan dengan metode lain, antara lain pengukuran menjadi sangat praktis
dengan ketelitian yang tinggi. Ketelitian alat ukur ini sangat bervariasi yaitu
antara 0,1 ‰ hingga 0,003 ‰ tergantung pada tujuan pengukuran yang dilakukan.
Untuk studi biologi kelautan ketelitian sebesar 0,1 ‰ umumnya sudah dianggap
sudah mencukupi, tetapi untuk studi dinamika massa air diperlukan ketelitian
minimal 0,01 ‰ (Arief, 1984).
III.
METODE ANALISIS
A.
Prinsip Analisis
Penentuan
kadar salinitas di laut menggunakan beberapa alat ukur. Setiap alat ukurmemiliki prinsip analisis yang
berbeda-beda. Alat ukur yang biasa digunakan dalam menentukan kadar salinitas
yaitu :
1.
Densitas (Salinometer)
Pengukuran
menggunakan alat salinometer bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar garam air
laut berdasarkan massa jenis, karena semakin tinggi kadar garam air laut
maka densitasnya juga semakin tinggi.
2. Refraksi (Hand
refractometer)
Pengukuran
salinitas dengan menggunakan alat hand refractometer yaitu dengan menggunakan
refraksi cahaya. Semakin tinggi nilai
salinitas air laut maka kerapatannya juga semakin tinggi, sehingga kemampuan
cahaya menembus partikel – partikel garam akan mempengaruhi nilai kisarannya.
3.
Konduktivitas (Konduktivitimeter)
Pengukuran
dengan menggunakan alat ini yaitu dengan menggunakan kemampuan ion – ion pada
sampel dalam menghantarkan listrik. Semakin tinggi nilai salinitas air laut
maka jumlah muatannya juga semakn tinggi, sehingga mampu menghantarkan listrik
dengan baik.
B.
Alat
dan Bahan
Dalam praktikum ini ada beberapa alat
yang digunakan diantaranya salinometer berfungsi untuk mengukur densitas air, hand refractometer berfungsi untuk
mengukur indeks refraksi air, konduktivitimeter berfungsi untuk mengukur nilai
konduktivitas air, gelas ukur 1000 mL berfungsi untuk mencampur larutan, pipet
tetes berfungsi untuk memindahkan larutandan gelas piala berfungsi untuk
mereaksikan larutan.
Adapun
bahan yang digunakan diantaranya sampel air laut sebagai objek yang akan
ditentukan nilainya dan larutan KCl
berfungsi untuk mengencerkan larutan sampel.
C. Prosedur Kerja
Pada penentuan kadar salinitas dengan
menggunakan salinometer, pertama-tama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakankan. Selanjutnaya memasukkan 500 ml
sampel air laut kedalam gelas ukur 1000 ml. Setelah gelas ukur diisi kemudian
masukan salinometer kedalam gelas ukur tersebut. selanjutnya membaca
skala pada salinometer.
Penentuan
kadar garam dengan menggunakan hand
refractometer yaitu menyiapkan hand refractometer dan
meneteskan sampel air laut pada prisma pengukur hand refractometer.
Selanjutnya membaca nilai yang ada pada indeks hand refractometer.
Penentuan
kadar garam dengan menggunakan Konduktivitimeter
yaitu menyiapkan alat konduktivitimeter.
Kemudian memasukan air sampel (air laut dari Pelabuhan Kayu Bangkoa) ke dalam
gelas piala dan masukan probe Konduktivitimeter
pada gelas piala yang berisi sampel tersebut. Selanjutnya membaca konduktivitas
dan temperatur pada konduktivitimeter.
D.
Perhitungan
Untuk
menentukan salinitas suatu perairan maka digunakan konduktivitimeter dengan
rumus:
S = a0 + a1 Rt1/2
+ a2 Rt + a3 Rt 3/2
+ a4 Rt 2 + a5 Rt 5/2
+ ∆S
|
Dimana
S = nilai salinitas
K= nilai konduktivitas
∆S =
( b0 + b1 Rt1/2
+ b2 Rt + b3 Rt3/2 + B4 Rt2
+ b5 + Rt5/2 )
|
Dimana :
a0 = 0,0080
a1 = -0,1692
a2 = 25,3851
a3 = 14,0941
a4 = -7,0261
a5 = 2,7081
|
b0 = 0,0005
b1 = -0,0056
b2 = -0,0066
b3 = -0,0375
b4 = 0,0636
b5 = -0,0144
|
`Rumus untuk mencari Rt :
|
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil yang diperoleh dalam pengukuran di
laboratorium yaitu :
1. Salinometer
Tabel
1. Hasil pengukur kadar garam dengan menggunakan salinometer
Ulangan
|
Nilai
|
1
|
27 ppt
|
2
|
26.5 ppt
|
3
|
26 ppt
|
rata-rata
|
26.5 ppt
|
2.
Hand
refractometer
Tabel
2. Hasil pengukur kadar garam dengan menggunakan Hand refractometer
Ulangan
|
Nilai
|
1
|
25 ppt
|
2
|
25 ppt
|
3
|
25 ppt
|
rata-rata
|
25 ppt
|
3.
Konduktifitimeter
Tabel
3. Hasil pengukur kadar garam dengan menggunakan Konduktifitimeter
Ulangan
|
Suhu
|
Nilai
|
1
|
7,67
|
26.6 Nc/cm
|
2
|
6.86
|
26,8 Nc/cm
|
3
|
7.79
|
26,9 Nc/cm
|
rata-rata
|
7.325
|
26,76 Nc/cm
|
a) Salinometer
Pengukuran 1 ( S1) = 27 ppt
Pengukuran 2 ( S2) = 26.5 ppt
Pengukuran 3 ( S3) = 26 ppt
Rata-rata =
=
= 26,5 ppt
Jadi, kadar garam yang
diperoleh dengan menggunakan alat ukur salinometer adalah 26,5 ppt
b) Hand refractometer
Pengukuran 1 ( S1) = 22 ppt
Pengukuran 2 ( S2) = 25 ppt
Pengukuran 3 ( S3) = 25 ppt
Rata-rata =
=
= 25 ppt
Jadi,
kadar garam yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur Hand refractometer adalah 25 ppt
c)
Konduktivitimeter
Csampel =
=
=
=
Ckal = 53.000
Rt =
=
= 0,700
Suhu =
=
= 26,766
0C
As =
( b0 + b1 Rt1/2
+ b2 Rt + b3 Rt3/2 + B4 Rt2
+ b5 + Rt5/2 )
=
(0,005
+ (-0,0056 (0,70031/2)
+ (-0,0060 (0,7003 ) + (-0,0375 (0,70033/2)
+ (0.0636 (0,70032) + (-0,044 (0,70035/2 )
= 9,8830 (0,0005 - 0,0046 –
0,0020 + 0,0312 – 0,0059)
= 0,0543
S = ao + a1 Rt1/2
+ a2 Rt + a3 Rt3/2 + a4 Rt2 + a5 Rt5/2 + As
= (0,0080
+ (-0,1692 (0,70031/2)
+ (25,385 (0,7003 ) + (14,0941 (0,70033/2)
+ (-7,0161 (0,70032) + (7,7081 (0,70035/2 ) + 0,0543
=
0.0080 – 0,1416 + 17,7772 + 8,2597 – 3,4407 + 1,1114 – 0,0543
= 23,5689 ppt
B. Pembahasan
Pada
praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan yakni menentukan kadar salinitas
air laut pada suatu tempat dengan tiga metode yaitu salinometer, konduktivitimeter
dan hand refractometer. Lokasi
pengambilan sampel yaitu di Dermaga Kayu Bangkoa.
Adapun
hasil pengukuran yang didapatkan dari ketiga alat tersebut yaitu pada
salinometer didapatkan nilai 26.5 ppt, pada hand
refractometer didapatkan 25 ppt, dan pada konduktivitimeter bernilai 7.423 ppt. Dan suhu yang
didapatkan berkisar 26.766 0C.
Dari ketiga
metode pengukuran tersebut didapatkan hasil yang paling akurat adalah
konduktivitimeter, dikarenakan alat
ini langsung menyentuh objek dengan hasil pengukuran secara langsung terdapat
dilayar. Sedangkan untuk salinometer dan hand
refractometer kurang akurat, karena dibatasi oleh kemampuan mata dalam
mengamati nilai, karena hasil yang didapatkan berbeda – beda pada setiap
pengamat, tergantung dari kejelian mata dalam melihat nilainya.
Berdasarkan
hasil yang didapatkan dari praktikum menunjukkan bahwa pengukuran salinitas
dengan menggunakan konduktivitimeter merupakan
alat ukur dan penentuan salinitas yang paling akurat. Hal tersebut diperkuat
oleh pernyataan Anugrah Nontji (2002) yang mengatakan bahwa hubungan
konduktivitas dengan salinitas memiliki tingkat akurasi sekitar 0.003.
seperti yang dibahas salinitas air laut biasanya diukur
dengan menggunakan metode pengukuran konduksitas,
dikarenakan metode ini sangat praktis dan metode ini memberikan
hasil yang sangat tepat, serta
tingkat akurasinya lebih tinggi.
( Millero, Franj J dan Sohn, Mary L. 2000).
Menurut Nontji (1978) yang menyatakan
bahwa salinitas rata-rata di perairan Selat Makassar yaitu sebesar 34 ‰. Dari
hasil praktikum yang didaptkan bahwa salinitas di perairan Pelabuhan Kayu Bangkoa
jauh dari pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan pada perairan Kayu Bangkoa
banyakan terdapat pembuangan limbah yang dapat menutunkan salinitas perairan.
Selain itu tempat pembuangan akhir dari beberapa hotel dan bangunan disekitar
bermuara disekitar Pelabuhan Kayu Bangkoa. Menurut Effendi (2003) pada perairan
pesisir, nilai salinitas sangat berpengaruh oleh masukan air tawar dari sungai.
V.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah
melakukan praktikum ini, mahasiswa telah melaksanakan praktikum penentuan kadar
garam air laut dengan metode densitas, indeks refraksi dan konduktivitas. Hasil yang
diperoleh dari praktikum yaitu pada pengukuran salinometer didapatkan hasil
rata-rata pengukuran sebanyak tiga kali yaitu 26,5 ppt. Pengukuran dengan
menggunakan konduktivitimeter
sebanyak tiga kali dengar hasil rata-rata 26,76 Nc/cm. Alat yang paling akurat
dari ketiga alat yang digunakan yaitu konduktivitimeter. Hal
tersebut diperkuat oleh pernyataan Anugrah Nontji (2002) yang mengatakan bahwa
hubungan konduktivitas dengan salinitas memiliki tingkat akurasi sekitar 0.003.
B.
Saran
Saran saya untuk praktikum penentuan
kadar garam air laut kedepanya, agar bisa lebih tegas dalam menghadapi praktikan,
sehingga kegiatan praktikum bisa berlangsung dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Arief, Dharma.1984. Pengukuran Salinitas Air Laut dan Peranannya Dalam Ilmu Kelautan.(Jurnal)http://www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_x%284%29138-149.pdf.
Diakses pada tanggal 20 April
2014 pukul 15.30 WITA.
Efendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber
Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius : Yogyakarta.
Kangkan,
Alexander Leonidas. 2006. Studi Penentuan
Lokasi Untuk Pengembangan Budidaya Laut Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia,
Dan Biologi Di Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur.(Jurnal) Semarang : Universitas Diponegoro.
Nontji.Anugerah.1987.Laut Nusantara.Jakarta :Djambatan
Nontji,Anugerah.2002.Laut
Nusantara.Jakarata : Djambatan
Nyabakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia. Jakarta.
Millero, Franj J dan Sohn,
Mary L. 2000. Chemical Oceanography.
CRC Pers : Florida.
Nur, M. 2005. Air Laut. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR.PEND.GEOGRAF.pdf
Diakses pada tanggal 11 April 2014 Pukul
13.00 WITA.
No comments:
Post a Comment