Iklan

Monday, January 14, 2019

LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI KIMIA "PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM AIR LAUT"



I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua makhluk hidup di bumi ini butuh air. Air merupakan pelarut yang sangat baik, sehingga di alam umumnya berada dalam keadaan tidak murni. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik yang larut maupun yang tidak larut serta mengandung mikroorganisme. Jika kandungan bahan-bahan dalam air tersebut tidak mengganggu kesehatan, air dianggap bersih dan layak untuk diminum, air dikatakan tercemar jika terdapat gangguan terhadap kualitas air sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya. Pencemaran air dapat terjadi karena masuknya makhluk hidup, zat, dan energi terdalam air oleh kegiatan manusia. Keadaan itu dapat menurunkan kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan membuat air tidak berfungsi lagi sesuai dengan tujuan penggunaannya. (Syarifudin, 2010).
Air adalah pelarut yang baik, sehingga dapat melarutkan zat-zat dari batu-batuan yang berkontak dengannya. Bahan-bahan mineral yang dapat terkandung dalam air karena kontaknya dengan batu-batuan tersebut antara lain: CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Dimana air yang banyak mengandung ion-ion kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah. (Syarifudin, 2010).
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air (Syarifudin, 2010).
Dari hal tersebut, maka dilakukan praktikum penentuan kadar Ca2+  dalam perairan Dermaga Kayu Bangkoa.

B. Tujuan dan Kegunaan
 Setelah mahasiswa mengikuti praktikum ini diharapkan dapat melaksanakan penentuan konsentrasi Ca2+ dan Mg2+ dalam air laut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kesadahan
 Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polivalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil. Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat / karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3 (Giwangkara, 2006 dalam Usman, 2013).
 Kesadahan perairan dikelompokkan menjadi kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium karena pada perairan alami kesadahan lebih banyak disebabkan oleh kation kalsium dan magnesium. Kesadahan kalsium dan magnesium sering kali perlu diketahui untuk menentukan jumlah kapur dan soda abu yang dibutuhkan dalam proses pelunakan air(lime-soda ash softening). (Effendi, 2003).
Metode gravimetri klasik yang digunakan untuk menentukan Ca2+ adalah dengan metode titrasi sebagai oksalat dapat digunakan sebagai metode pemisahan Ca2+dan Mg2+. Kalsium  oksalat akan membentuk CaCO3 atau CaO. seperti halnya dengan titrasi, masalah kopresipitasi ditemui dan berbagai langkah harus diambil. Pengukuran   precipitate EGTA volumetrik (etilen glikol-bis asam tetraacetic) terdeteksi secara potensiometri menggunakan indikator metallochromic. ( Millero, Franj J dan Sohn, Mary L. 2000).
B. Jenis Kesadahan
Menurut Giwangkara (2012) ada dua jenis kesadahan yaitu:
1. Kesadahan sementara
Kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesadahan sementar ini dapat atau mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan) sehingga terbentuk encapan CaCO3 atau MgCO3.
2. Kesadahan tetap
Kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, misalnya CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda- kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan kalium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/endapan) dalam air.

C. Penentuan Kesadahan
Kesadahan total yaitu jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Pada penentuan kesadahan air, diperlukan modifikasi dari cara titrasi larutan Mg-Ca murni, karena dalam air sering dijumpai pengotoran oleh ion besi dan logam-logam lain. Penggunaan indikator Eriochrome Black T atau Calmagit akan terjadi indikator oleh ion besi karena bereaksi secara. Oleh sebab itu, penambahan buffer pH 10 jumlah molekul EDTA dapat membuat pasangan kimiawi dengan ion-ion kesadahan dan beberapa jenis ion lainnya. Pasangan tersebut lebih kuat dari pada hubungan antara indikator dengan ion-ion kesadahan. Oleh karena itu, pada pH 10 jumlah molekul EDTA yang ditambahkan sebagai titran sama (ekuivalen) dengan jumlah ion-ion kesadahan dalam sampel, dan molekul indikator terlepas dari ion kesadahan (Santika, 1984 dalam Kudaiti, 2011).

D. Dampak Kesadahan
 Masalah yang timbul karena tingginya kadar kesadahan dalam air antara lain timbulnya kerak pada ketel atau alat masak lain jika air digunakan untuk memasak. Secara ekonomi dan teknis, hal ini sangat merugikan karena adanya kerak pada ketel atau alat masak akan menyebabkan transfer panas terhambat sehingga panas yang dibutuhkan harus lebih tinggi sehingga dibutuhkan bahan bakar yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama. Selain itu tingginya kadar kesadahan dalam air juga menyebabkan sabun kurang berbusa jika air digunakan untuk mencuci (Sulistiana dan Ulfin, 2012).
Mineral air sadah seperti ion Ca dan Mg dapat bereaksi dengan anion sabun, yang dapat menurunkan efisiensi pembersihan sehingga memerlukan sabun lebih banyak untuk mencuci (Park et al., 2007). Dalam skala rumah tangga, hal ini mungkin tidak terlalu dirasakan tetapi dalam skala industri, kerugian yang ditimbulkan sangat besar (Sulistiana dan Ulfin, 2012).
.
III. METODE ANALISIS
A. Prinsip Analisis
Prinsip analisa didasarkan pada kenyataan bahwa hampir semua bahan organik dapat dioksidasi dengan menggunakan senyawa Kalium permanganat atau Kalium dikhromat. Oksidator yang digunakan pada penentuan bahan organik adalah KMNO4, diasamkan dengan H2SO4 pekat yang didihkan beberapa saat.

B. Alat dan Bahan
Adapun alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu buret asam yang berfungsi sabagai alat  titrasi larutan. Erlenmeyer berfungsi untuk alat penampung larutan pada saat dilakukan titrasi. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur larutan yang akan digunakan dalam praktikum. Gelas piala berfungsi untuk tempat penyimpanan atau sebagai wadah larutan. Pipet skala/plastik berfungsi untuk memindahkan larutan dari suatu tempat ketempat yang lainnya. Spatula berfungsi untuk mengambil zat-zat padat untuk memindahkannya atau zat-zat yang halus. Karet bulp berfungsi untuk membantu dalam memindahkan larutan dalam jumlah banyak dengan menyedot larutan tersebut.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu EDTA 0.01 M berfungsi sebagai pengikat CaCO3H. Natrium Hidroksida 1 M berfungsi sebagai penghambat atau mencegah pembentukan CaCO3. Indikator Murexide berfungsi sebagai bahan pengompres untuk menhasilkan warna tertentu.
C. Prosedur Kerja
         Mengambil sampel air laut sebanyak 10 ml, kemudian memasukkan kedalam gelas ukur dengan skala 50 ml dan menambahkan aquades hingga volume menjadi 50 ml.  Selanjutnya mengambil contoh air pada pada gelas ukur tersebut sebanyak 50 ml kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu menambahkan 2 ml NaOH 1 N dan dikocok. Tambahkan lagi dengan  indicator murexide (± seujung pengaduk) kemudian dikocok kembali. Setelah selesai kemudian dititrasi dengan Na-EDTA sampai terjadi  perubahan warna dari merah muda (pink) ke ungu (orchid purple). Selanjutnya mencatat hasil titrasi tersebut.

D. Perhitungan
      Kesadahan Ca (mg/L CaCO3) = 
Rumus perhitungan penentuan kadar kalsium dalam air laut menggunakan rumus berikut :

           
di mana :
A  = ml titran EDTA
B  = ml contoh air = 50 ml
fp = faktor pengenceran = 50/10 = 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil atau jumlah ml Na-EDTA yang diperoleh dari titrasi yung dilakukan dalam laboratorium yaitu 6,3 ml.
            Kesadahan Ca (mg/L CaCO3) = 
=
= 6,3  100,1
= 630,63 mg/L

B. Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan, yakni melakukan penentuan kadar kalsium (Ca2+) yang terdapat diperairan Dermaga Kayu Bangkoa dengan prinsip kesadahan, yaitu dengan melakukan penambahan larutan buffer dan indikator murexide yang selanjutnya dititrasi dengan menggunakan EDTA, maka didapatkan hasil 630.63 mg/L. Dengan jumlah EDTA yang digunakan sebanyak 6.3 mg/L yang selanjutnya dilakukan perhitungan dengan formulasi diatas.
Hasil yang didapatkan dari perhitungan diatas senilai 630.63 mg/L, hal tersebut menandakan bahwa dalam satu liter air laut terdapat 630.63 mg kalsium (Ca2+).
Kalsium merupakan logam alkali tanah yang reaktif, mudah ditempa dan dibentuk serta berwarna putih perak. Kalsium bereaksi dengan air dan membentuk kalsium hidroksida dan hydrogen. Dialam kalsium ditemukan dalam bentuk senyawa – senyawa seperti kalsium karbonat (CaCO3) dalam batu kalsit, kalsium sulfat (CaSO4) dalam batu pualam putih atau gypsum, kalsium flouride (CaF2) dalam flouride serta kalsium fosfat (Ca3(PO2)2) dalam batuan fosfat dan silikat. Kalsium bereaksi lambat dengan oksigen diudara pada temperatur kamar, tetapi terbakar hebat dalam pemanasan, kalsium karbonat terbakar hanya menghasilkan oksidanya (Sunardi, 2008).
Penentuan Ca2+ dan Mg2+ dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator Ericrhom Black T. Pada pH lebih tinggi 12 mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat diikat oleh  Ca2+  dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas pipa – pipa saluran air dapat dimasking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat kadang kala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca2+  ataupun hidroxinaftol, dan seharusnya Ca2+ tidak ikut terkoperesipitasi dengan Mg2+. (Khopkar, 2008).


V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa telah melakukan dan  melaksanakan penentuan konsentrasi Ca2+ dalam air laut dan mengetahui jumlah kesadahan air laut tersebut. Jumlah kandungan Ca2+ yang diperoleh yaitu sebesar 630,63 mg. Hal tersebut menandakan bahwa dalam satu liter air laut terdapat 630.63 mg kalsium (Ca2+).

B. Saran
Saran saya untuk selanjutnya tiap kelompok mangambil sampel pada tempat yang berbeda agar dapat membandingkannya.

DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius : Yogyakarta.

Filaeli, Annisa. 2012. Uji Kesadahan Air di Daerah Sekitar Pantai Kecamatan Rembang Provinsi Jawa Tengah

Giwangkara, E. 2008. Penetuan Kesadahan Sementara dan Kesadahan Permanen. Erlangga : Jakarta.

Millero, Franj J dan Sohn, Mary L. 2000. Chemical Oceanography. CRC Pers :       Florida.

Khopkar, SM. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press

Sunardi . 2008. Unsur Kimia . Bandung : Yrama Widya.

Syarifudin dkk.  2010 PENGHILANGAN KESADAHAN AIR YANG MENGANDUNG ION Ca2+ DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI PENUKAR KATION. Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik UI : Jakarta.

Usman. 2013. Kualitas air tanah : http://eprints.ung.ac.id/6810/3/2013-1-13201-811409053-bab2-30072013110117.pdf. di akses pada tanggal 20 april 2014 pukul 20.00 WITA.

No comments:

Post a Comment