I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua makhluk hidup di bumi ini butuh
air. Air merupakan pelarut yang sangat baik, sehingga di alam umumnya berada
dalam keadaan tidak murni. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik yang
larut maupun yang tidak larut serta mengandung mikroorganisme. Jika kandungan
bahan-bahan dalam air tersebut tidak mengganggu kesehatan, air dianggap bersih
dan layak untuk diminum, air dikatakan tercemar jika terdapat gangguan terhadap
kualitas air sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan
penggunaannya. Pencemaran air dapat terjadi karena masuknya makhluk hidup, zat,
dan energi terdalam air oleh kegiatan manusia. Keadaan itu dapat menurunkan
kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan membuat air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan tujuan penggunaannya. (Syarifudin, 2010).
Air adalah pelarut yang baik, sehingga
dapat melarutkan zat-zat dari batu-batuan yang berkontak dengannya. Bahan-bahan
mineral yang dapat terkandung dalam air karena kontaknya dengan batu-batuan
tersebut antara lain: CaCO3, MgCO3, CaSO4,
MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan
sebagainya. Dimana air yang banyak mengandung ion-ion kalsium dan magnesium
dikenal sebagai air sadah. (Syarifudin, 2010).
Air yang banyak mengandung
mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah, atau air yang sukar
untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun
membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air (Syarifudin, 2010).
Dari hal tersebut, maka dilakukan praktikum penentuan
kadar Ca2+ dalam perairan
Dermaga Kayu Bangkoa.
B. Tujuan dan Kegunaan
Setelah
mahasiswa mengikuti praktikum ini diharapkan dapat melaksanakan penentuan
konsentrasi Ca2+ dan Mg2+ dalam air laut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kesadahan
Kesadahan
air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium
(Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Atau dapat juga disebabkan
karena adanya ion-ion lain dari polivalent metal (logam bervalensi banyak)
seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat
dalam jumlah kecil. Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+
dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan
dibatasi sebagai sifat / karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi
jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai
CaCO3 (Giwangkara, 2006 dalam Usman, 2013).
Kesadahan perairan dikelompokkan menjadi
kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium karena pada perairan alami kesadahan
lebih banyak disebabkan oleh kation kalsium dan magnesium. Kesadahan kalsium
dan magnesium sering kali perlu diketahui untuk menentukan jumlah kapur dan
soda abu yang dibutuhkan dalam proses pelunakan air(lime-soda ash softening). (Effendi, 2003).
Metode gravimetri klasik
yang digunakan untuk menentukan Ca2+ adalah dengan metode titrasi
sebagai oksalat dapat
digunakan sebagai metode pemisahan
Ca2+dan Mg2+. Kalsium oksalat akan membentuk CaCO3
atau CaO. seperti
halnya dengan titrasi, masalah kopresipitasi ditemui dan berbagai
langkah harus diambil. Pengukuran precipitate EGTA volumetrik (etilen glikol-bis asam tetraacetic) terdeteksi
secara potensiometri menggunakan indikator metallochromic. (
Millero, Franj J dan Sohn,
Mary L. 2000).
B. Jenis Kesadahan
Menurut Giwangkara (2012) ada dua jenis kesadahan yaitu:
1. Kesadahan
sementara
Kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat, seperti
Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesadahan
sementar ini dapat atau mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan) sehingga
terbentuk encapan CaCO3 atau MgCO3.
2. Kesadahan
tetap
Kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan
karbonat, misalnya CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2.
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda- kapur (terdiri
dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk
endapan kalium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida
(padatan/endapan) dalam air.
C. Penentuan Kesadahan
Kesadahan total
yaitu jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang dapat ditentukan melalui titrasi dengan
EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation
tersebut. Pada penentuan kesadahan air, diperlukan modifikasi dari cara titrasi
larutan Mg-Ca murni, karena dalam air sering dijumpai pengotoran oleh ion besi
dan logam-logam lain. Penggunaan indikator Eriochrome Black T atau Calmagit
akan terjadi indikator oleh ion besi karena bereaksi secara. Oleh sebab itu,
penambahan buffer pH 10 jumlah molekul EDTA dapat membuat pasangan kimiawi
dengan ion-ion kesadahan dan beberapa jenis ion lainnya. Pasangan tersebut
lebih kuat dari pada hubungan antara indikator dengan ion-ion kesadahan. Oleh
karena itu, pada pH 10 jumlah molekul EDTA yang ditambahkan sebagai titran sama
(ekuivalen) dengan jumlah ion-ion kesadahan dalam sampel, dan molekul indikator
terlepas dari ion kesadahan (Santika, 1984 dalam Kudaiti, 2011).
D. Dampak Kesadahan
Masalah yang timbul karena tingginya kadar
kesadahan dalam air antara lain timbulnya kerak pada ketel atau alat masak lain
jika air digunakan untuk memasak. Secara ekonomi dan teknis, hal ini sangat
merugikan karena adanya kerak pada ketel atau alat masak akan menyebabkan
transfer panas terhambat sehingga panas yang dibutuhkan harus lebih tinggi sehingga
dibutuhkan bahan bakar yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama. Selain itu
tingginya kadar kesadahan dalam air juga menyebabkan sabun kurang berbusa jika
air digunakan untuk mencuci (Sulistiana dan Ulfin, 2012).
Mineral air sadah seperti ion
Ca dan Mg dapat bereaksi dengan anion sabun, yang dapat menurunkan efisiensi pembersihan
sehingga memerlukan sabun lebih banyak untuk mencuci (Park et al.,
2007). Dalam skala rumah tangga, hal ini mungkin tidak terlalu dirasakan tetapi
dalam skala industri, kerugian yang ditimbulkan sangat besar (Sulistiana dan
Ulfin, 2012).
.
III. METODE ANALISIS
A. Prinsip Analisis
Prinsip analisa didasarkan pada kenyataan bahwa
hampir semua bahan organik dapat dioksidasi dengan menggunakan senyawa Kalium
permanganat atau Kalium dikhromat. Oksidator yang digunakan pada penentuan
bahan organik adalah KMNO4, diasamkan dengan H2SO4 pekat yang didihkan beberapa
saat.
B. Alat dan Bahan
Adapun
alat – alat yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu buret asam yang berfungsi sabagai alat titrasi larutan. Erlenmeyer berfungsi untuk alat penampung larutan pada saat
dilakukan titrasi. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur larutan yang akan
digunakan dalam praktikum. Gelas piala berfungsi untuk tempat penyimpanan atau
sebagai wadah larutan. Pipet skala/plastik berfungsi untuk memindahkan
larutan dari suatu tempat ketempat yang lainnya. Spatula berfungsi untuk
mengambil zat-zat padat untuk memindahkannya atau zat-zat yang halus. Karet
bulp berfungsi untuk membantu dalam memindahkan larutan dalam jumlah banyak
dengan menyedot larutan tersebut.
Bahan-bahan yang digunakan
dalam praktikum ini yaitu EDTA 0.01 M berfungsi sebagai pengikat CaCO3H.
Natrium Hidroksida 1 M berfungsi sebagai penghambat atau mencegah pembentukan
CaCO3. Indikator Murexide berfungsi sebagai bahan pengompres untuk
menhasilkan warna tertentu.
C. Prosedur Kerja
Mengambil sampel air laut sebanyak 10
ml, kemudian memasukkan
kedalam gelas ukur dengan skala 50 ml dan menambahkan aquades hingga volume
menjadi 50 ml. Selanjutnya mengambil
contoh air pada pada gelas ukur tersebut sebanyak 50 ml kemudian dimasukkan ke
dalam erlenmeyer. Setelah itu menambahkan 2 ml NaOH 1 N dan dikocok. Tambahkan
lagi dengan indicator murexide (± seujung pengaduk) kemudian dikocok kembali.
Setelah selesai kemudian dititrasi dengan Na-EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah muda (pink) ke ungu (orchid purple).
Selanjutnya mencatat hasil titrasi tersebut.
D. Perhitungan
Kesadahan Ca (mg/L CaCO3)
=
|
di mana :
A = ml titran EDTA
B = ml contoh air = 50 ml
fp = faktor pengenceran = 50/10 = 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil atau jumlah ml Na-EDTA yang diperoleh
dari titrasi yung dilakukan dalam laboratorium yaitu 6,3 ml.
Kesadahan
Ca (mg/L CaCO3) =
=
= 6,3
100,1
= 630,63
mg/L
B. Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan, yakni melakukan
penentuan kadar kalsium (Ca2+) yang terdapat
diperairan Dermaga Kayu
Bangkoa dengan prinsip kesadahan, yaitu dengan melakukan
penambahan larutan buffer dan
indikator murexide yang selanjutnya dititrasi dengan menggunakan EDTA, maka
didapatkan hasil 630.63 mg/L. Dengan jumlah EDTA yang digunakan sebanyak 6.3
mg/L yang selanjutnya dilakukan perhitungan dengan formulasi diatas.
Hasil yang didapatkan dari
perhitungan diatas senilai 630.63 mg/L, hal tersebut menandakan bahwa dalam
satu liter air laut terdapat 630.63 mg kalsium (Ca2+).
Kalsium merupakan logam
alkali tanah yang reaktif, mudah ditempa dan dibentuk serta berwarna putih
perak. Kalsium bereaksi dengan air dan membentuk kalsium hidroksida dan hydrogen.
Dialam kalsium ditemukan dalam bentuk senyawa – senyawa seperti kalsium karbonat (CaCO3) dalam
batu kalsit, kalsium sulfat (CaSO4)
dalam batu pualam putih atau gypsum, kalsium
flouride (CaF2) dalam flouride
serta kalsium fosfat (Ca3(PO2)2) dalam
batuan fosfat dan silikat. Kalsium bereaksi lambat dengan oksigen diudara pada
temperatur kamar, tetapi terbakar hebat dalam pemanasan, kalsium karbonat
terbakar hanya menghasilkan oksidanya (Sunardi, 2008).
Penentuan Ca2+ dan
Mg2+ dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi
adalah 10 dengan indikator Ericrhom Black T. Pada pH lebih tinggi 12 mg(OH)2
akan mengendap, sehingga EDTA dapat diikat oleh
Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas pipa
– pipa saluran air dapat dimasking dengan H2S. EBT yang dihaluskan
bersama NaCl padat kadang kala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan
Ca2+ ataupun hidroxinaftol,
dan seharusnya Ca2+ tidak ikut terkoperesipitasi
dengan Mg2+.
(Khopkar, 2008).
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa telah
melakukan dan melaksanakan penentuan konsentrasi Ca2+
dalam air laut dan mengetahui jumlah kesadahan air laut tersebut. Jumlah
kandungan Ca2+ yang diperoleh yaitu sebesar 630,63 mg. Hal tersebut menandakan
bahwa dalam satu liter air laut terdapat 630.63 mg kalsium (Ca2+).
B. Saran
Saran saya untuk selanjutnya tiap kelompok
mangambil sampel pada tempat yang berbeda agar dapat membandingkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber
Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius : Yogyakarta.
Filaeli, Annisa. 2012. Uji Kesadahan Air di Daerah
Sekitar Pantai Kecamatan Rembang Provinsi Jawa Tengah
Giwangkara, E. 2008. Penetuan Kesadahan Sementara
dan Kesadahan Permanen. Erlangga : Jakarta.
Millero, Franj J dan Sohn,
Mary L. 2000. Chemical Oceanography.
CRC Pers : Florida.
Khopkar, SM. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press
Sunardi . 2008. Unsur Kimia . Bandung : Yrama Widya.
Syarifudin
dkk. 2010 PENGHILANGAN KESADAHAN AIR YANG MENGANDUNG ION Ca2+ DENGAN MENGGUNAKAN
ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI PENUKAR KATION. Jurusan Teknik Gas
dan Petrokimia Fakultas Teknik UI : Jakarta.
Usman. 2013. Kualitas air tanah :
http://eprints.ung.ac.id/6810/3/2013-1-13201-811409053-bab2-30072013110117.pdf. di akses pada tanggal 20 april 2014 pukul
20.00 WITA.
No comments:
Post a Comment