Iklan

Thursday, February 6, 2020

FENOMENA TRAGEDI KEPEMILIKAN BERSAMA DI INDONESIA


Beberapa Fenomena Tragedi Kepemilikan Bersama Yang Terjadi di Indonesia

A.     Pemanfaatan Sumberdaya Alam

Indikator umum yang digunakan dalam menilai tingkat kemajuan suatu negara atau wilayah adalah pertumbuhan ekonomi. Idealnya, saat pertumbuhan ekonomi terjadi, lingkungan tetap lestari. Kenyataan yang terjadi sering tidak seimbang, disaat pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, kerusakan lingkungan juga tinggi. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi diraih dengan mengandalkan eksploitasi sumberdaya alam tanpa mengupayakan nilai tambah dan tidak dibarengi dengan investasi sumberdaya manusia. Terjadilah kemudian tragedi kepemilikan bersama. Tragedi kepemilikan bersama merupakan perangkap sosial yang biasanya berkaitan dengan masalah ekonomi yang menyangkut konflik antara kepentingan individu dengan barang milik umum.
Tragedi kepemilikan bersama merupakan metafora yang menggambarkan bahwa akses bebas dan ketidakterbatasan akan sumberdaya alam pada akhirnya akan menyebabkan malapetaka struktural yang tidak terelakkan terhadap sumberdaya tersebut berupa eksploitasi berlebihan (over-exploitation) yang menyebabkan habisnya sumberdaya tersebut. Malapetaka tersebut terjadi karena keuntungan dari ekploitasi hanya dinikmati oleh individu atau kelompok, sedangkan dampak dari eksploitasi akan terdistribusi ke semua orang yang juga memerlukan sumberdaya tersebut.
Tragedi kepemilikan bersama memiliki implikasi terhadap penggunaan sumber daya dan keberlanjutan. Penipisan sumber daya tidak terbarukan ini adalah contoh dari Tragedy commons in actions.Sumber daya tak terbarukan seperti air, sering digunakan seolah-olah pasokan tidak terbatas. Demikian pula, ketergantungan pada bahan bakar fosil tidak hanya tidak berkelanjutan namun juga dapat merusak lingkungan. Hal tersebut lah yang menjelaskan bagaimana tragedi kepemilikan bersama itu terjadi (Kompasiana.com November 2017).
Selain kasus di atas yang menjadi urgent juga adalah pada sumberdaya perikanan dengan contoh kasus ikan terbang yang mulai merosot populasinya, Berkurangnya daerah ini disebabkan stok ikan terbang telah merosot akibat penangkapan berlebihan sehingga sebagian nelayan di beberapa kabupaten menghentikan usaha penangkapan ikan terbang dan beralih ke usaha lain," kata guru besar dalam Bidang Manajemen dan Konservasi Sumberdaya Perikanan tersebut pada acara yang juga dihadiri Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr Sudirman Saad, SH, MHum (Antaranews.com)
 B.     Pencemaran Lingkungan
Pembuangan limbah ke air seperti kimia, radioaktif, sampah rumah tangga, dan ke udara seperti sisa pembakaran, aerosol, dan lain-lain dapat menyebabkan polusi pada lingkungan. Manusia berpikir bahwa limbah yang mereka buang hanya sedikit dibandingkan luas alam yang mereka tempati dan nantinya limbah tersebut akan hilang dengan sendirinya. Pemikiran semacam ini akan menyebabkan penumpukan limbah yang akan menyebabkan polusi. Polusi akan menyebabkan kerugian pada populasi sedangkan populasi pun juga terkait dengan polusi yang dihasilkan. Sehingga semakin padat populasi maka limbah buangan yang dihasilkan akan semakin banyak.
Pada kasus lain, Tragedy of the Common diperlihatkan pada permasalahan polusi, seperti limbah, bahan-bahan kimia, radioaktif, dan limbah panas yang masuk ke perairan; gas beracun dan asap berbahaya yang mencemari udara; dan mengacaukan serta menghalangi rambu-rambu dari pandangan. Perhitungan manusia secara rasional bahwa biaya limbah jika dibuang ke area milik bersama (common) adalah lebih rendah daripada biaya pengolahan limbah sebelum dibuang. Salah satu kasus yang menjadi tranding topik baru-baru ini yaitu tumpahan minyak di perairan Kota Balikpapan Kalimantan Timur. Minggu kemarin, satwa endemik Balikpapan, ikan Pesut ditemukan mati dengan kondisi mengenaskan di pantai. Kulitnya terkelupas dan usunya terburai. Diduga mamalia mamalia laut tersebut mati akibat pencemaran minyak. "Dilihat dari kondisi fisik pesut ini, dugaan kuat kita mati karena terpapar minyak di laut Balikpapan," kata Koordinator Koalisi Masyarakat Peduli Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan, Husain, dikonfirmasi merdeka.com.
Temuan satwa mamalia mati di tengah paparan minyak sampai hari ini di laut Balikpapan, menguatkan argumen pegiat satwa bahwa laut benar-benar tercemar.



C.     Kependudukan
Tragedy of the Common melibatkan masalah populasi penduduk pada sisi yang lain. Banyak anak-anak dari sebuah keluarga tidak diperhatikan,dimana orang tua yang memeliharanya begitu gembira apabila mempunyai keturunan-keturunan (anak-cucu) yang lebih sedikit, tidak lebih, karena mereka tidak mampu untuk mendidik secukupnya. Jika setiap keluarga tergantung hanya pada sumberdaya; jika anak-anak dari orang tua pemboros menderita dan menuju kematian; jika demikian, pemeliharaan dengan cara berlebihan (boros) akan membawa “hukuman” nya ke penyakit karena kekurangan sumberdaya kemudian tidak akan ada keinginan masyarakat luas untuk mengontrol keluarga-keluarga seperti itu. Tetapi masyarakat kita begitu dalam komitmennya untuk kemakmuran Negara, dan oleh sebab itu tragedy of the common dihadapkan dengan aspek lainnya.
Untuk masalah ledakan penduduk di Indonesia sendiri telah dijelaskan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty mengakui laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih tinggi. Sampai saat ini, laju pertumbuhan penduduk masih mencapai 1,49 persen atau sekitar empat juta per tahun.
sedangkan idealnya harusnya 2 juta pertahun (Kompasiana.com). Hal tersebut menjadi salah satu factor yang menyebabkan keterbatasan sumberdaya dan persaingan pekerjaan pada dunia kerja seperti gambaran jumlah pengangguran pada grafik dibawah menunjukkan bahwa masih tingginya angka pengangguran di Indonesia. 
Adapun informasi mengenai jumlah penduduk di Indonesia Jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa menurut data resmi sensus penduduk 2010 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Sementara data lain menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia terhitung 31 Desember 2010 mencapai 259.940.857. Jumlah ini terdiri atas 132.240.055 laki-laki dan 127.700.802 perempuan. Data ini dikeluarkan oleh Departemen Dalam Negeri.

Penduduk dunia saat ini berjumlah 7,6 miliar. Angka ini diperkirakan akan menanjak hingga 9,8 miliar pada tahun 2050. Demikian laporan Departemen Populasi Divis Urusan Sosial dan Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Juni 2017.Populasi dunia sekitar 7,6 miliar saat ini, dikalkulasi akan meningkat menjadi 8,6 miliar pada tahun 2030, lalu 9,8 miliar tahun 2050, dan pada tahun 2100 akan menembus 11,2 miliar. (tumoutounews.com).
Sumber: tumoutounews.com
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa Indonesia berada diurutan ke-4 dan memiliki ledakan populasi yang tinggi, jika dilihat dari jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan luas negaranya.

D.     Kemacetan Lalu Lintas

Kota Bogor menjadi salah satu pilihan tempat tinggal dan kegiatan bisnis penyokong yang terus tumbuh karena letaknya berdampingan dengan Ibu Kota Jakarta. Seiring dengan itu, jumlah kendaraan yang beredar di wilayah Kota Bogor terus meningkat, sedangkan sarana penunjang seperti kapasitas jalan belum ada peningkatan signifikan. Menurut Dolsak dan Ostrom (2003), jalan umum adalah sumberdaya yang termasuk common pool resources (CPRs), yang memungkinkan terjadinya pemanfaatan berlebih oleh pengguna sehingga menimbulkan kerusakan fisik jalan dan terganggunya kepentingan bersama. Berdasarkan fungsinya, jalan umum diklasifikasikan menjadi jalan arteri, kolektor, lokal, dan jalan lingkungan. Hasil analisis tingkat pelayanan jalan menyatakan bahwa dari ketujuh titik jalan arteri di Kota Bogor yang diamati secara umum tergolong pada kategori C sampai F. Hal tersebut diproyeksikan sampai tahun 2017 dengan beberapa asumsi, dan menunjukkan tren yang semakin buruk. Keadaan demikian akan mengakibatkan adanya kerugian ekonomi dan menurunnya kualitas hidup akibat kemacetan lalu lintas. Berkurangnya hak atau kenyamanan pengguna untuk menikmati suatu fasilitas umum atau CPRs disebut the tragedy of the common. Perlu adanya peningkatan tingkat pelayanan jalan arteri di Kota Bogor agar pemanfaatan jalan sebagai common pool resources (CPRs) tidak terjadi the tragedy of the common (ToC) dalam pemanfaatannya. Salah satu caranya dengan penyesuaian kapasitas jalan arteri oleh stakeholder. Kemacetan lalu lintas telah merugikan perekonomian pelaku jasa transportasi umum di Kota Bogor. Selain itu, pencemaran gas karbon (COx) di udara hasil pembakaran dari mesin kendaraan yang terkena kemacetan lalu lintas di Kota Bogor juga merugikan banyak pihak (Gusman et al., 2014)
  
DAFTAR PUSTAKA

Dolsak, N., and E. Ostrom, editors. 2003. The commons in the new millennium. MIT Press, Cambridge, Massachusetts, USA.
Gusman, Hidayat, Y., Ismail, A., dan Ahyar. 2014. Analisis Pemanfaatan Jalan Untuk Mengatasi The Tragedy of the Commin: Kasus Jalan Arteri di Kota Bogor. Institut Pertanian Bogor. Bogor (diakses pada tanggal 29 April 2018 di http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73555).
Kebijakan Islam Dalam Pengelolaan Kepemilikan Umum.(diakses pada tanggal 29 April 2018 di http://yusufwibisono.multiply.com/journal/item/8)
Kompasiana.com September 2016 "Kepala BKKBN: Laju Pertumbuhan Penduduk 4 Juta Per Tahun, Idealnya 2 juta “. (diakses pada tanggal 29 April 2018 di https://regional.kompas.com/read/2016/09/26/11312561/kepala.bkkbn.laju.pertumbuhan.penduduk.4.juta.per.tahun.idealnya.2.juta.)
http://ariwahyudi.web.id/jumlah-penduduk-indonesia/ (diakses pada tanggal 27 April 2018)
https://www.merdeka.com/peristiwa/dampak-parah-tumpahan-minyak-di-teluk balikpapan.html(diakses pada tanggal 27 April 2018)

No comments:

Post a Comment