Iklan

Thursday, February 6, 2020

PENGERTIAN ONTOLOGI



Menurut Amsal Bakhtiar, ontologi berasal dari kata ontos (ada) Logos (ilmu/teori) yaitu sesuatu yang berwujud (ada dan keberadaannya). Jadi, ontologi adalah ilmu tentang wujud atau tentang hakikat yang ada. Ontologi tidak hanya berdasar pada alam nyata, tetapi berdasar pada logika semata-mata. Jadi, dapat diketahui bahwa ontologi menurut Amsal Bakhtiar adalah hakikat dari yang ada atau ilmu tentang yang ada baik berbentuk konkret maupun abstrak.
Menurut Jujun S. Suriasumantri dalam buku pengantar ilmu dalam perspektif mengatakan bahwa ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenai teori tentang yang ada.
Di dalam ontologi ditemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut :
a.   Monoisme, paham ini menganggap bahwa hakikat yang berasal dari seluruh kenyataan hanyalah satu saja, tidak mungkin dua, faham ini kemudian terbagi 2 yaitu :
1.    Materialisme yang menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi bukan rohani aliran ini sering juga disebut naturalism.
2.    Idealisme, aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru terletak dibalik yang fisik. Ia berada dalam ide-ide, yang fisik bagi aliran ini dianggap hanya merupakan bayang-bayang, sifatnya sementara, dan selalu menipu. Eksistensi benda fisik akan rusak dan tidak akan pernah membawa orang pada kebenaran sejati.
b.    Dualisme, aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari 2 macam hakikat yaitu hakekat materi dan hakekat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit.
c.    Pluralisme, paham ini berpandangan bahwa segenap bentuk merupakan kenyataan, pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segala macam bentuk itu semuanya nyata.
d.    Nihilisme, sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternative yang positif, Doktrin tentang nihilisme sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, tokohnya yaitu Gorgias (483-360 SM) yang memberikan 3 proposisi tentang realitas yaitu: Pertama, tidak ada sesuatupun yang eksis,  Kedua, bila sesuatu itu ada ia tidak dapat diketahui,  Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.
e.    Agnotisisme yaitu mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakekat benda, baik hakekat materi maupun hakikat ruhani. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkrit akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal.

No comments:

Post a Comment