Menurut
Amsal Bakhtiar, ontologi berasal dari kata ontos (ada) Logos (ilmu/teori) yaitu sesuatu yang berwujud (ada
dan keberadaannya). Jadi, ontologi adalah ilmu tentang wujud atau tentang
hakikat yang ada. Ontologi tidak hanya berdasar pada alam nyata, tetapi
berdasar pada logika semata-mata. Jadi, dapat diketahui bahwa ontologi menurut
Amsal Bakhtiar adalah hakikat dari yang ada atau ilmu tentang yang ada baik
berbentuk konkret maupun abstrak.
Menurut
Jujun S. Suriasumantri dalam buku pengantar ilmu dalam perspektif mengatakan
bahwa ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin
tahu atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenai teori tentang yang
ada.
Di
dalam ontologi ditemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut :
a. Monoisme,
paham ini menganggap bahwa hakikat yang berasal dari seluruh kenyataan hanyalah
satu saja, tidak mungkin dua, faham ini kemudian terbagi 2 yaitu :
1. Materialisme
yang menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi bukan rohani aliran
ini sering juga disebut naturalism.
2. Idealisme,
aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua
berasal dari ruh yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Aliran
ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak
tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru terletak dibalik yang fisik.
Ia berada dalam ide-ide, yang fisik bagi aliran ini dianggap hanya merupakan
bayang-bayang, sifatnya sementara, dan selalu menipu. Eksistensi benda fisik
akan rusak dan tidak akan pernah membawa orang pada kebenaran sejati.
b.
Dualisme, aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri
dari 2 macam hakikat yaitu hakekat materi dan hakekat ruhani, benda dan ruh,
jasad dan spirit.
c.
Pluralisme, paham ini berpandangan bahwa segenap
bentuk merupakan kenyataan, pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui
bahwa segala macam bentuk itu semuanya nyata.
d.
Nihilisme, sebuah doktrin yang tidak mengakui
validitas alternative yang positif, Doktrin tentang nihilisme sudah ada
semenjak zaman Yunani Kuno, tokohnya yaitu Gorgias (483-360 SM) yang memberikan
3 proposisi tentang realitas yaitu: Pertama, tidak ada sesuatupun yang eksis, Kedua, bila sesuatu itu ada ia tidak dapat
diketahui, Ketiga, sekalipun realitas
itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.
e.
Agnotisisme yaitu mengingkari kesanggupan manusia
untuk mengetahui hakekat benda, baik hakekat materi maupun hakikat ruhani.
Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu
menerangkan secara konkrit akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat
kita kenal.
No comments:
Post a Comment